Semakin hari tantangan untuk mendapatkan hunian yang nyaman dan terjangkau semakin tinggi. Tidak hanya soal mendapatkan lahan beserta harganya yang selangit, mendapatkan tenaga untuk membangun juga menjadi masalah tersendiri.
Permintaan tinggi membuat tidak hanya harga material yang meningkat. Keterbatasan tenaga atau tukang bangunan juga membuat proses pembangunan terhambat. Sekalipun dana dan material tersedia, namun tanpa keberadaan tukang semuanya akan sulit.
Untuk mengatasi masalah ini, beberapa orang pun mencari solusi pada proses pengerjaan bangunan yang lebih cepat. Teknologi saat ini yang telah maju dari bahan hingga proses pembuatan material, tentunya lebih kuat dan praktis. Namun berbagai kelebihan teknologi harus sebanding dengan harga bahan material yang mahal dan pemilihan tukang untuk mengerjakan terbilang jarang terbiasa untuk berhadapan dengan bahan material ini. Seperti bahan material batu untuk membuat dinding rumah.
Pemillihan bahan material batu untuk dinding rumah sangat lah penting. Sebab material batu untuk dinding ada yang daya tahan hanya kuat beberapa tahun. Tentunya pemilik rumah tidak mau rumah impian ringkih karena pemilihan batu yang kurang tepat. Sebelum membeli batu tentunya pemilik harus mengenal lebih jauh perbedaan batu untuk dinding dan tentunya sesuai dengan keuangan.
Umumnya masyaratkan Indonesia menggunakan batu bata merah untuk dinding rumahnya. Namun seiring berkembangan jaman dan teknologi memunculkan batu bata ringan atau hebel untuk dinding rumah. Namun sebelum memilih untuk membeli batu untuk dinding ada baiknya mengenal perbandingan bata Merah dengan bata ringan.
Batu bata merah adalah material yang sudah lama dipakai di Indonesia. Material ini sudah menjadi primadona untuk bahan membuat dinding rumah. Walaupun sudah banyak penemuan dalam bidang teknologi. Cukup bisa dimaklumi, bata merah masih lebih banyak digunakan dari pada bata ringan karena selain sudah teruji kekuatannya, mendapatkan jenis material ini pun tidak susah.
Bata merah yang dimaksud adalah bata dari tanah yang dicetak kemudian dibakar dalam suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering, mengeras dan berwarna kemerahan. Tanah yang digunakan pun bukanlah sembarang tanah, tapi tanah yang agak liat sehingga bisa menyatu saat proses pencetakan.
Kelebihan batu bata merah antara lain tidak memerlukan keahlian khusus untuk memasang. Ukurannya yang kecil memudahkan untuk pengangkutan dan mudah pula untuk membentuk bidang kecil. Selain itu material ini mudah diperoleh dan harganya terbilang cukup murah. Dalam pemasangannya tidak memerlukan perekat yang khusus. Terhadap suhu, batu merah tahan panas, sehingga dapat menjadi perlindungan terhadap api.
Sementara kekurangan batu bata merah antara lain sulit untuk membuat pasangan bata yang rapi. Kemudian sifat material ini menyerap panas pada cuaca panas dan menyerap dingin pada cuaca dingin sehingga suhu ruangan tidak dapat dikondisikan atau tidak stabil, cenderung lebih boros dalam penggunaan material perekatnya. Bentuknya yang tidak sama persis dan lebih berat membuat waktu pemasangan lebih lama dibandingkan bahan dinding lainnya. Yang cukup mengganggu adalah bata merah menimbulkan beban yang cukup besar pada struktur bangunan.
bata-ringan-my-con-15 |
Bata ringan memunyai berat yang lebih ringan dibanding dengan bata yang biasa. Untuk itu saat ini orang lebih mengenal dengan nama hebel. Hebel yang beredar di masyarakat yaitu AAC (Autoclaved Aerated Concrete) dan CLC (Cellular Lightweight Concrete).
Bata AAC umumnya digunakan oleh pabrikan dengan investasi yang besar. Bahan baku yang digunakan adalah Pasir kwarsa (Si), Ca0 (Kapur), Aluminium (Al) sebagai bahan pengembang (pengisi udara secara kimiawi), Semen.
Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya akan mengembang selama 7-8 jam. Alumunium pasta yang digunakan dalam adonan tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam mempengaruhi kekerasan beton. Volume aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan yang dibuat, tergantung kepadatan yang diinginkan. Adonan beton aerasi ini lantas dipotong sesuai ukuran dan dimasukkan Autoclave Camber.
Sedangkan bata CLC memiliki cara mekanis yang berbeda antara bahan baku dan proses. Bahan baku yang digunakan adalah pasir, semen dan busa (foam). Bahan tersebut dicampur dengan busa pengisi udara dan langsung dituangkan dalam cetakan sesuai dengan ukuran yang dinginkan.
Pada prinsipnya mengapa material ini tidak berat adalah dengan memanfaatkan rongga udara yang terdapat pada bata ringan. Rongga udara tersebut diciptakan oleh foam (busa) yang kemudian dicampur dengan air dan diaduk dengan Mixer.
Kelebihan bata ringan antara lain tidak memerlukan banyak semen/perekat. Pemasangannya pun lebih cepat sehingga menghemat biaya pelaksanaan. Bata ini Lebih ringan sehingga memperkecil beban struktur. Bata ringan juga kuat sehingga lebih awet. Bentuknya yang relative presisi sehingga pengangkutan ke lokasi proyek lebih mudah. Hal ini juga berimbas pada pemasangannya yang tidak membutuhkan plesteran yang tebal
0 Response to "Perbandingan Bata Merah Dan Bata Ringan"
Posting Komentar